Klasifikasi Penyakit Hati
22:42Penyakit hati dibedakan menjadi berbagai jenis, berikut beberapa macam penyakit hati yang sering ditemukan, yaitu:
Hepatitis
Istilah "hepatitis"
dipakai untuk semua jenis peradangan
pada hati. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan
obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis terdiri dari beberapa
jenis: hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang
paling banyak ditemukan. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut
(hepatitis A), kronik (hepatitis B dan C) ataupun kemudian menjadi kanker hati
(hepatitis B dan C) (DepKes R1, 2007).
Tabel 1. Memperlihatkan perbandingan virus hepatitis
A, B, C, D, dan E
(DepKes R1, 2007).
Hepatitis
A
Termasuk klasifikasi virus dengan
transmisi secara enterik.Tidak memiliki selubung dan tahan terhadap cairan
empedu.Virus ini ditemukan didalam tinja. Berbentuk kubus simetrik dengan
diameter 27–28 nm, untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier: 7,5 kb;
termasuk picornavirus, sub-klasifikasi hepatovirus. Menginfeksi dan
berreplikasi pada primata non-manusia dan galur sel manusia (DepKes R1, 2007).
Seringkali infeksi hepatitis A pada
anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan
gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan
hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Penderita
hepatitis A akan menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan
hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik
(DepKes R1, 2007).
Penularan terjadi melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi tinja penderita hepatitis A, misalnya makan
buah-buahan atau sayur yang tidak dikelola/dimasak sempurna, makan kerang
setengah matang, minum es batu yang prosesnya terkontaminasi. Masa
inkubasi 15–50 hari, (rata-rata 30
hari). Tersebar di seluruh dunia dengan
endemisitas yang tinggi terdapat di negara-negara berkembang (DepKes R1,
2007).
Penularan terjadi melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi tinja penderita hepatitis A, misalnya tidak makan buah atau sayur yang tidak
dikelola/dimasak sempurna, makan kerang setengah matang, minum es batu yang
prosesnya terkontaminasi. Faktor resiko lain meliputi: tempat penitipan bayi,
institusi untuk developmentally disadvantage, bepergian ke negara berkembang,
perilaku seks oral-anal, pemakaian jarum bersama pada IDU (injecting drug user) (DepKes R1, 2007).
Hepatitis
B
Manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan
kronik pada hati.Virus hepatitis B termasuk yang paling sering
ditemui.Distribusinya tersebar di
seluruh dunia, dengan prevalensi karier di USA <1%, sedangkan di Asia 5–
15%.Masa inkubasi berkisar 15–180 hari, (rata-rata 60–90 hari). Viremia berlangsung
selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut. Sebagian penderita
hepatitis B akan sembuh sempurna dan
mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan
(DepKes R1, 2007).
Sebanyak 1–5% penderita dewasa, 90%
neonatus dan 50% bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia yang
persisten. Orang tersebut akan terus-menerus membawa virus hepatitis B dan bisa
menjadi sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual. Dapat terjadi lewat jarum suntik,
pisau, tato, tindik, akupunktur atau
penggunaan sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah, penderita
hemodialisis dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi pecandu
narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual (DepKes R1, 2007).
Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu,
sakit otot, mual dan muntah, kadang-kadang timbul gejala flu, faringitis,
batuk, fotofobia, kurang nafsu makan,
mata dan kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Gatal-gatal di
kulit, biasanya ringan dan sementara. Jarang ditemukan demam. Untuk mencegah
penularan hepatitis B adalah dengan imunisasi hepatitis B terhadap bayi yang
baru lahir, menghindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi,
hindari penyalahgunaan obat dan
pemakaian bersama jarum suntik. Menghindari pemakaian bersama sikat gigi atau alat cukur, dan
memastikan alat suci hama bila ingin bertato melubangi telinga atau tusuk jarum
(DepKes R1, 2007).
Hepatitis
C
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang
bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi
pasti merusak organ hati. Penyakit ini sekarang muncul sebagai salah satu
masalah pemeliharaan kesehatan utama di Amerika Serikat, baik dalam segi
mortalitas, maupun segi finansial. Biasanya orang-orang yang menderita penyakit
hepatitis C tidak menyadari bahwa
dirinya mengidap penyakit
ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Beberapa orang
berpikir bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang biasa dirasakan antara
lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya selera
makan (DepKes R1, 2007).
Hepatitis
D
Virus Hepatitis D (HDV ) atau virus
delta adalah virus yang unik, yakni virus RNA yang tidak lengkap, memerlukan
keberadaan virus hepatitis B untuk ekspresi dan patogenisitasnya, tetapi tidak
untuk replikasinya. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau sangat
progresif (DepKes R1, 2007).
Hepatitis
E
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegal
linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh
sendiri (self-limited), kecuali bila
terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan hepatitis E melalui air
yang terkontaminasi feces (DepKes R1, 2007).
Hepatitis
F
Baru ada sedikit kasus yang
dilaporkan.Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit
hepatitis yang terpisah (DepKes R1, 2007).
Hepatitis
G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali
infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis
fulminan atau hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah dan jarum suntik (DepKes R1, 2007).
Sirosis Hati
Setelah terjadi peradangan dan bengkak,
hati mencoba memperbaiki dengan membentuk
bekas luka atau parut kecil.
Parut ini disebut "fibrosis" yang membuat hati lebih sulit melakukan
fungsinya.Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyakparut terbentuk dan mulai
menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis".Pada sirosis, area
hati yang rusak dapat menjadi permanen dan menjadi sikatriks. Darah tidak dapat
mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak dan hati mulai menciut,
serta menjadi keras. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C
yang berkelanjutan, alkohol, perlemakan hati atau penyakit lain yang
menyebabkan sumbatan saluran empedu (DepKes R1, 2007).
Sirosis tidak dapat disembuhkan,
pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi seperti muntah dan
keluar darah pada feses, mata kuning serta koma hepatikum.Pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah pemeriksaan enzim
SGOT-SGPT, waktu protrombin dan protein (Albumin–Globulin) Elektroforesis
(rasio Albumin-Globulin terbalik) (DepKes R1, 2007).
Kanker Hati
Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC
merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis
yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. Pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kanker hati adalah AFP dan PIVKA II
(DepKes R1, 2007).
Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan
lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel
hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan
sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alcohol berlebih,
disebut ASH (Alcoholic
Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol, disebut NASH (Non
Alcoholic Steatohepatitis). Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus perlemakan
hati adalah terhadap enzim SGOT, SGPT dan Alkali Fosfatase (DepKes R1, 2007).
Kolestasis dan Jaundice
Kolestasis merupakan keadaan akibat
kegagalan produksi dan/atau pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu,
bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi
darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata
(pada lapisan sklera) disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita
terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan feses lebih terang.
Biasanya gejala tersebut timbul bila kadar bilirubin total dalam darah melebihi
3 mg/dl. Pemeriksaan yang dilakukan untuk kolestasis dan jaundice yaitu
terhadap Alkali Fosfatase, Gamma GT,
Bilirubin Total dan Bilirubin Direk
(DepKes R1, 2007).
Hemochromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan
metabolism besi yang ditandai dengan
adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini
bersifat genetic atau keturunan. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi terjadinya hemochromatosis adalah
pemeriksaan terhadap Transferin dan Ferritin (DepKes R1, 2007).
Abses Hati
Abses hati dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri atau amuba. Kondisi ini disebabkan karena bakteri berkembang biak
dengan cepat, menimbulkan gejala demam dan menggigil. Abses yang diakibatkan
karena amubiasis prosesnya berkembang lebih lambat.Abses hati, khususnya yang
disebabkan karena bakteri, sering kali berakibat fatal (DepKes R1, 2007).
Sumber:
DepKes
R1. 2007. Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Hati. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
Unknown
Delvina Ginting : Quality Assurance Validation Support at Boehringer Ingelheim Provinsi Jawa Barat, Indonesia Farmasi. Saat Ini : Boehringer Ingelheim. Sebelumnya : Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Indonesia (BIMKES). Pendidikan : Universitas Padjadjaran (Unpad).
1 komentar
Coba brobat dengan Dr M yusuf semoga beliau mau bantu... Paman saya dahulu juga menderita hepatitis B dan sudah berobat kemana mana bahkan sampai ke Singapore tapi tak kunjung sembuh. Akhir saya di sarankan untuk mencoba menghubungi dokter yusuf yang konon kata teman saya dahulu istri nya juga terkena hepatitis B dan sembuh semenjak brobat dengan Dr yusuf, dengan cara minum obat racikan khusus beliau selama 3 bulan rutin dan alhamdulillah istri nya sudah sembuh. Saya pun tr tarik untuk menghubungi beliau Ingin memesan obat racikan dari dokter yusuf dengan harapan Paman saya bisa sembuh juga.
ReplyDeleteSingkat cerita setelah 4 bulan rutin minum obat racikan beliau Paman saya di nyatakan sembuh oleh dokter yg selama ini menangani di rumah sakit. Jadi buat saudara jangan dulu ber putus asa coba minum obat racikan beliau insyah Allah bisa sembuh seperti istri teman saya dan Paman saya amin...
Ini nomor beliau bila saudara Ingin brobat.
0-8-5-3-6-1-6-7-5-2-3-2 dokter yusuf.